MacBook Air M3 (2024/2025) – MacBook Tipis & Powerful untuk Produktivitas & Kreativitas

MacBook Air M3 hadir dengan chip Apple M3 8-core CPU & hingga 10-core GPU, performa 60% lebih cepat dari M1, layar Liquid Retina cerah, daya tahan baterai hingga 18 jam, dan desain ringan tanpa kipas — ideal untuk pelajar, profesional kreatif, dan pengguna produktivitas.

Oct 10, 2025 - 09:50
 0  1
MacBook Air M3 (2024/2025) – MacBook Tipis & Powerful untuk Produktivitas & Kreativitas

Apple kembali memperkuat dominasinya di segmen laptop tipis premium dengan meluncurkan MacBook Air M3, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2024 dan terus menjadi salah satu laptop paling populer hingga 2025. Seri ini hadir dalam dua pilihan ukuran — 13,6 inci dan 15,3 inci, keduanya membawa kombinasi antara desain elegan, performa tinggi, serta efisiensi daya yang luar biasa.

Secara tampilan, MacBook Air M3 mempertahankan desain ikonik dari generasi sebelumnya: bodi aluminium unibody yang ramping, ringan, dan terasa solid di tangan. Dengan ketebalan hanya sekitar 11,5 mm dan bobot sekitar 1,2 kg (versi 13 inci), laptop ini sangat portabel dan mudah dibawa ke mana pun, menjadikannya pilihan ideal untuk pelajar, profesional muda, dan pengguna bisnis yang mobile.

Namun keunggulan utama MacBook Air M3 bukan hanya di desain, melainkan di otak barunyachip Apple M3 berbasis arsitektur 3 nanometer. Chip ini membawa peningkatan besar dibanding M2, dengan CPU hingga 60% lebih cepat dibanding M1, serta GPU yang kini mendukung ray tracing hardware dan mesh shading, fitur yang sebelumnya hanya ada pada MacBook Pro seri M3 Pro/Max.

Dalam penggunaan sehari-hari, MacBook Air M3 terasa sangat responsif. Membuka banyak aplikasi sekaligus, mengedit foto dan video di Final Cut Pro atau DaVinci Resolve, hingga menjalankan proyek pengembangan aplikasi di Xcode, semuanya terasa lancar dan efisien. Bahkan dengan kemampuan grafis yang meningkat, suhu tetap stabil berkat desain tanpa kipas (fanless) yang tetap sunyi.

Selain itu, Apple juga meningkatkan sisi konektivitas dengan dukungan Wi-Fi 6E yang jauh lebih cepat dan stabil, Bluetooth 5.3, serta kemampuan multi-display yang kini memungkinkan pengguna menghubungkan dua monitor eksternal — fitur yang sebelumnya tidak tersedia di MacBook Air M2.

Dari segi daya tahan baterai, MacBook Air M3 masih menjadi salah satu yang terbaik di kelasnya. Dengan efisiensi chip M3, laptop ini mampu bertahan hingga 18 jam pemutaran video atau sekitar 12–14 jam penggunaan campuran seperti browsing, mengetik, dan multitasking ringan.

Kesimpulannya, Apple MacBook Air M3 adalah laptop yang berhasil menggabungkan keindahan desain, performa tinggi, dan efisiensi luar biasa dalam satu paket tipis dan ringan. Cocok bagi siapa pun yang menginginkan perangkat elegan tanpa kompromi pada kecepatan dan daya tahan.

Spesifikasi Utama MacBook Air M3

  • Chip (SoC): Apple M3

    • CPU: 8-core (4 Performance + 4 Efficiency cores)

    • GPU: opsi 8-core atau 10-core

    • Neural Engine: 16-core

    • Proses fabrikasi: 3 nm

  • Memori (Unified Memory):

    • 8 GB, 16 GB, atau 24 GB

    • Kecepatan tinggi terintegrasi ke sistem

  • Penyimpanan (SSD):

    • Opsi: 256 GB, 512 GB, 1 TB, 2 TB PCIe NVMe SSD

    • Kecepatan baca-tulis sangat tinggi (tergantung kapasitas)

  • Layar:

    • Ukuran: 13,6 inci atau 15,3 inci

    • Resolusi:

      • 13,6″: 2560 × 1664

      • 15,3″: 2880 × 1864

    • Teknologi: Liquid Retina (IPS)

    • Kecerahan: hingga ~500 nits

    • Dukungan 1 miliar warna, True Tone

  • Baterai & Daya:

    • Kapasitas nominal: sekitar 52,6 Wh (13”) / ~66,5 Wh (15”)

    • Daya tahan: hingga 18 jam pemutaran video Apple TV, hingga ~15 jam pemakaian web nirkabel

  • Port & Konektivitas:

    • 2× Thunderbolt / USB4 (USB-C)

    • 1× MagSafe 3

    • 1× Audio jack 3,5 mm

    • Wi-Fi 6E

    • Bluetooth 5.3

    • Mendukung hingga dua layar eksternal

  • Resolusi & Kamera:

    • Kamera FaceTime HD 1080p (Full HD)

    • Sensor IR + dukungan Face ID / Windows Hello (login berbasis wajah)

  • Dimensi & Berat:

    • Tebal: sekitar 11,5 mm

    • Berat: ~1,24 kg (13,6″) / ~1,51 kg (15,3″)

  • Warna yang Tersedia:

    • Midnight

    • Starlight

    • Silver

    • Space Gray

Desain & Layar Apple MacBook Air M3: Tipis, Elegan, dan Tajam di Setiap Detail

Apple kembali mempertegas identitasnya sebagai pionir desain elegan dan fungsional lewat MacBook Air M3, yang hadir dengan bodi super tipis, layar menawan, serta peningkatan kecil namun signifikan di sisi tampilan dan material.

Secara fisik, MacBook Air M3 masih mempertahankan gaya khas Apple yang minimalis dan halus, dengan chassis unibody aluminium daur ulang yang bukan hanya ringan, tetapi juga sangat kokoh. Setiap sudutnya dipoles sempurna, menghasilkan kesan futuristik sekaligus profesional. Beratnya hanya 1,24 kg untuk varian 13,6 inci dan 1,51 kg untuk versi 15,3 inci, menjadikannya salah satu laptop paling ringan di kelas premium.

Apple juga menghadirkan empat pilihan warna yang elegan — Midnight, Starlight, Space Gray, dan Silver. Warna Midnight menjadi yang paling populer berkat lapisan anti-sidik jari terbaru yang menjaga tampilan tetap bersih dan premium meskipun sering disentuh. Engselnya pun terasa solid, memungkinkan pengguna membuka layar dengan satu tangan tanpa mengangkat bodi bawah laptop — detail kecil yang mencerminkan presisi Apple.

Keyboard Magic Keyboard tetap nyaman dengan jarak tombol ideal dan backlight lembut untuk bekerja di ruangan gelap. Sementara trackpad Force Touch masih menjadi standar emas dalam industri laptop: luas, akurat, dan sensitif terhadap tekanan. Kombinasi keduanya memberikan pengalaman mengetik dan navigasi yang sangat memuaskan.

Di sisi tampilan, layar Liquid Retina menjadi pusat perhatian. MacBook Air M3 hadir dengan dua ukuran: 13,6 inci (2560×1664) dan 15,3 inci (2880×1864), keduanya menggunakan panel IPS berkualitas tinggi yang menampilkan 1 miliar warna dengan kecerahan hingga 500 nits. Hasilnya adalah visual yang jernih, tajam, dan alami — baik untuk desain, produktivitas, maupun hiburan.

Layar ini mendukung Wide Color (P3) dan teknologi True Tone, yang otomatis menyesuaikan suhu warna dengan kondisi cahaya sekitar agar tampilan lebih nyaman di mata. Apple juga menambahkan lapisan antireflektif, sehingga layar tetap terlihat jelas di bawah cahaya terang.

Walau belum menggunakan panel mini-LED seperti MacBook Pro, kualitas visualnya tetap memukau. Gambar terlihat hidup, kontras seimbang, dan warna sangat akurat — ideal untuk desainer grafis, editor foto, dan konten kreator.

Menariknya, MacBook Air M3 kini sudah mendukung dua monitor eksternal secara bersamaan, fitur yang sebelumnya hanya tersedia di seri Pro. Hal ini menjadikannya lebih fleksibel untuk pekerjaan multitugas dan workflow profesional.

Secara keseluruhan, MacBook Air M3 memadukan desain tipis, kualitas build premium, dan layar superior yang memanjakan mata. Ia bukan sekadar laptop tipis, melainkan representasi sempurna dari filosofi Apple: “Power meets elegance.”

Baterai & Efisiensi: Daya Tahan Super Panjang Berkat Chip M3

Salah satu alasan utama mengapa MacBook Air M3 begitu disukai pengguna adalah efisiensi dayanya yang luar biasa. Apple membuktikan bahwa performa tinggi tidak selalu harus diiringi konsumsi daya besar — dan semua itu berkat chip Apple M3 berbasis arsitektur 3 nanometer yang hemat energi namun sangat bertenaga.

Dalam penggunaan sehari-hari, MacBook Air M3 mampu bertahan hingga 18 jam pemutaran video atau 15 jam penggunaan web nirkabel. Angka ini jauh melampaui rata-rata ultrabook Windows di kelas yang sama, menjadikannya salah satu laptop paling irit daya di dunia. Dengan kapasitas baterai sekitar 52,6 Wh (13,6 inci) dan 66,5 Wh (15,3 inci), MacBook Air M3 menawarkan keseimbangan ideal antara portabilitas dan daya tahan.

Efisiensi luar biasa ini bukan hanya karena baterainya besar, tetapi juga karena optimalisasi sistem macOS Sonoma yang bekerja selaras dengan chip M3. Sistem operasi ini cerdas dalam mengatur distribusi daya, mematikan proses latar belakang yang tidak penting, dan mengatur performa sesuai kebutuhan aplikasi. Misalnya, saat kamu mengetik di Pages atau browsing ringan di Safari, chip M3 otomatis beralih ke mode efisiensi rendah. Namun saat menjalankan aplikasi berat seperti Final Cut Pro atau Logic Pro, performanya langsung meningkat tanpa menimbulkan panas berlebih.

Satu lagi keunggulan besar dari laptop ini adalah penggunaan desain tanpa kipas (fanless). Tidak ada suara bising dari sistem pendingin — laptop tetap senyap total bahkan ketika kamu melakukan rendering video 4K atau menjalankan banyak tab browser sekaligus. Hal ini membuat MacBook Air M3 terasa sangat nyaman digunakan di tempat umum seperti perpustakaan, ruang rapat, atau kafe.

Apple juga menyertakan charger USB-C 35W untuk model standar dan opsi adapter dual-port bagi pengguna yang ingin mengisi daya iPhone atau iPad bersamaan. Selain itu, port MagSafe 3 tetap hadir untuk pengisian cepat dan keamanan ekstra — magnetnya cukup kuat untuk menempel, namun mudah dilepas saat kabel tersenggol, mencegah laptop jatuh.

Berkat efisiensi tinggi chip M3, pengguna biasa hanya perlu mengisi daya sekali dalam sehari penuh aktivitas kerja atau belajar. Bagi pengguna profesional, laptop ini tetap mampu bertahan lama bahkan dalam beban kerja berat seperti video editing atau coding intensif.

Kesimpulannya, MacBook Air M3 adalah definisi baru dari laptop portabel yang efisien dan tahan lama. Ia menunjukkan bagaimana Apple mampu menghadirkan performa powerful dalam perangkat yang tidak hanya tipis dan ringan, tetapi juga memiliki daya tahan baterai menakjubkan — benar-benar cocok untuk gaya hidup modern yang serba cepat dan mobile.

Audio & Konektivitas: Jernih, Modern, dan Serba Cepat

Apple selalu dikenal karena perhatiannya terhadap kualitas audio dan pengalaman pengguna yang menyeluruh — dan MacBook Air M3 tidak terkecuali. Laptop ini menawarkan kombinasi sistem audio yang mengesankan, mikrofon berkualitas studio, serta konektivitas nirkabel dan kabel yang mutakhir, menjadikannya perangkat yang ideal baik untuk kerja profesional maupun hiburan.

Mulai dari sisi audio, MacBook Air M3 13 inci dilengkapi sistem empat speaker, sementara versi 15 inci hadir dengan enam speaker lengkap dengan teknologi force-cancelling woofer. Hasilnya, suara yang dihasilkan terdengar jernih, seimbang, dan kaya detail — dengan bass dalam namun tetap terkontrol. Dukungan Dolby Atmos dan Spatial Audio menghadirkan pengalaman imersif saat mendengarkan musik atau menonton film di Apple TV+, Netflix, atau Spotify.

Bahkan tanpa earphone, MacBook Air M3 mampu mengisi ruangan dengan suara yang hangat dan natural. Sementara untuk kebutuhan profesional, seperti podcasting atau panggilan video, sistem tiga mikrofon array dengan beamforming algoritmik memastikan suara pengguna tetap jelas dan bebas gangguan latar belakang. Fitur ini membuatnya sangat cocok untuk rapat online, wawancara, maupun perekaman suara dasar tanpa perlu mikrofon eksternal tambahan.

Di sisi konektivitas, Apple MacBook Air M3 akhirnya membawa peningkatan signifikan dengan dukungan Wi-Fi 6E — kecepatan jaringan meningkat drastis, latensi berkurang, dan koneksi lebih stabil bahkan di lingkungan padat sinyal. Ditambah Bluetooth 5.3, laptop ini mampu terhubung dengan perangkat seperti AirPods Pro 2, mouse, atau speaker nirkabel dengan latensi super rendah dan konsumsi daya minimal.

Untuk konektor fisik, Apple tetap mempertahankan desain minimalis namun fungsional. Di sisi kiri terdapat port MagSafe 3 untuk pengisian daya magnetik dan dua port Thunderbolt / USB 4 (USB-C) yang mendukung transfer data hingga 40Gbps, output video ke monitor eksternal 6K, dan pengisian daya cepat. Di sisi kanan, terdapat jack audio 3,5mm dengan dukungan high-impedance, memungkinkan pengguna audiophile menikmati suara detail dari headphone premium.

Peningkatan penting lainnya adalah dukungan multi-display, sesuatu yang sebelumnya tidak dimiliki MacBook Air M2. Kini, pengguna dapat menghubungkan dua monitor eksternal saat laptop tertutup, atau satu monitor eksternal saat terbuka — fitur yang sangat berguna bagi profesional multitasking.

Keseluruhan sistem audio dan konektivitas di MacBook Air M3 benar-benar mencerminkan filosofi Apple: elegan, fungsional, dan intuitif. Baik untuk bekerja, menonton film, mendengarkan musik, atau melakukan panggilan video, laptop ini menawarkan pengalaman multimedia yang jernih, cepat, dan modern — membuktikan bahwa laptop tipis pun bisa menghadirkan kualitas suara dan koneksi kelas premium.

Performa: Chip M3, Kecil Namun Bertenaga Besar

Apple MacBook Air M3 menjadi bukti nyata bagaimana efisiensi dan kekuatan bisa bersatu dalam satu perangkat tipis tanpa kipas. Chip Apple M3, yang dibangun dengan proses fabrikasi 3 nanometer — teknologi yang sama digunakan pada seri MacBook Pro M3 dan iPhone 15 Pro — menghadirkan peningkatan signifikan dalam hal performa CPU, GPU, serta efisiensi daya dibandingkan generasi M2 dan M1.

Chip M3 membawa CPU 8-core (4 performance core + 4 efficiency core) dan GPU hingga 10-core, lengkap dengan Neural Engine 16-core untuk menangani tugas-tugas berbasis AI dan machine learning. Apple mengklaim performanya hingga 60% lebih cepat dari M1 dan 35% lebih cepat dari M2, tergantung konfigurasi dan beban kerja.

Dalam penggunaan sehari-hari, MacBook Air M3 terasa sangat responsif. Aplikasi seperti Safari, Pages, dan Final Cut Pro terbuka dalam hitungan detik, bahkan ketika banyak tab atau program aktif bersamaan. Transisi antaraplikasi berjalan mulus, dan sistem tetap senyap berkat desain fanless — tidak ada kipas, tidak ada suara berisik, hanya keheningan total bahkan saat beban berat.

Bagi profesional kreatif, GPU baru pada M3 menjadi daya tarik utama. Dukungan hardware-accelerated ray tracing, mesh shading, dan Dynamic Caching menjadikan laptop ini mampu menjalankan aplikasi desain dan grafis tingkat lanjut seperti Blender, Adobe Photoshop, atau DaVinci Resolve dengan efisiensi yang mengesankan. Rendering video 4K terasa jauh lebih cepat dibandingkan M1, dan preview efek visual kini bisa dilakukan secara real-time tanpa jeda.

Selain itu, Neural Engine generasi ketujuh memperkuat kemampuan AI pada macOS Sonoma — seperti fitur otomatisasi gambar, pengenalan suara, hingga pengolahan foto cerdas di aplikasi Photos. Bahkan proses coding di Xcode atau kompilasi aplikasi Swift berjalan lebih cepat berkat optimalisasi sistem yang bekerja langsung dengan chip M3.

Dalam pengujian Geekbench, MacBook Air M3 mencatat skor sekitar 12.000 poin untuk multi-core dan 3.200 poin untuk single-core, menempatkannya di atas banyak laptop Windows dengan prosesor Intel Core Ultra atau AMD Ryzen 7. Yang lebih mengesankan, semua performa tinggi ini hadir dengan konsumsi daya sangat rendah dan suhu yang tetap stabil tanpa membutuhkan pendinginan aktif.

Baik untuk pelajar, desainer, pengembang aplikasi, maupun kreator konten, MacBook Air M3 menawarkan performa kelas profesional dalam bodi yang tetap ringan dan elegan. Ini bukan hanya laptop tipis untuk tugas harian — tetapi mesin serbaguna yang mampu mengimbangi bahkan beberapa laptop “Pro” di pasaran, dengan efisiensi energi dan keheningan yang menjadi ciri khas Apple Silicon.

Memori & Penyimpanan: Cepat, Efisien, dan Terintegrasi Sempurna

Salah satu kekuatan utama dari Apple MacBook Air M3 terletak pada manajemen memori dan penyimpanan yang sangat efisien, berkat arsitektur Unified Memory milik Apple Silicon. Tidak seperti laptop pada umumnya yang memisahkan RAM dan VRAM GPU, sistem MacBook Air M3 menggunakan memori terpadu yang dapat diakses langsung oleh CPU, GPU, dan Neural Engine secara bersamaan.

Konfigurasi yang tersedia cukup fleksibel, yaitu:

  • 8GB, 16GB, hingga 24GB Unified Memory (LPDDR5 6400MHz)

  • Penyimpanan SSD mulai dari 256GB hingga 2TB (PCIe NVMe)

Meskipun angka 8GB terlihat kecil dibandingkan laptop Windows dengan 16GB, sistem macOS dan arsitektur M3 dirancang untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan memori. Dalam praktiknya, multitasking tetap terasa lancar meskipun banyak aplikasi berjalan bersamaan — misalnya Safari dengan puluhan tab, Final Cut Pro terbuka, serta streaming musik di Apple Music.

Teknologi Unified Memory Architecture (UMA) ini memungkinkan data berpindah antarprosesor (CPU, GPU, dan NPU) tanpa harus disalin ke area memori terpisah. Akibatnya, kinerja meningkat signifikan dan konsumsi daya menurun drastis. Proses seperti rendering video, manipulasi foto besar di Photoshop, atau pengeditan file RAW dapat dilakukan lebih cepat dan efisien.

Sementara itu, SSD pada MacBook Air M3 menggunakan teknologi PCIe NVMe generasi terbaru, dengan kecepatan baca tulis mencapai lebih dari 3.000 MB/s. Proses booting sistem, membuka aplikasi, hingga mentransfer file besar terasa seketika. File proyek berukuran gigabyte, seperti video 4K atau model 3D, bisa dimuat dalam hitungan detik tanpa hambatan.

Apple juga meningkatkan efisiensi manajemen file melalui sistem APFS (Apple File System), yang mendukung enkripsi otomatis dan snapshot instan, memastikan keamanan data tanpa mengorbankan performa.

Namun, perlu dicatat bahwa RAM dan SSD pada MacBook Air M3 disolder langsung ke papan logic (tidak dapat di-upgrade). Karena itu, pengguna disarankan memilih konfigurasi yang sesuai kebutuhan sejak awal — terutama bagi kreator atau pengguna profesional, opsi 16GB RAM dan 512GB SSD ke atas akan memberikan ruang kerja yang lebih leluasa untuk jangka panjang.

Secara keseluruhan, kombinasi Unified Memory dan SSD super cepat membuat MacBook Air M3 unggul dalam efisiensi dan performa multitasking. Ia tidak hanya cepat di atas kertas, tetapi juga terasa sangat responsif di dunia nyata — menjadikannya salah satu laptop tipis paling halus dan stabil dalam pengelolaan data di kelasnya.

Kekurangan Apple MacBook Air M3

Meski Apple MacBook Air M3 menawarkan performa tinggi, efisiensi luar biasa, dan desain premium, bukan berarti laptop ini tanpa kelemahan. Sebagai perangkat yang menargetkan keseimbangan antara kekuatan dan portabilitas, ada beberapa kompromi yang perlu diperhatikan calon pengguna — terutama bagi mereka yang mencari fleksibilitas dan kinerja maksimal di semua situasi.

1. RAM & SSD Tidak Dapat Di-upgrade

Sama seperti generasi sebelumnya, MacBook Air M3 menggunakan memori dan penyimpanan yang disolder langsung ke motherboard. Artinya, pengguna tidak dapat menambah RAM atau mengganti SSD setelah pembelian. Hal ini membatasi fleksibilitas jangka panjang, terutama bagi pengguna profesional yang nantinya membutuhkan kapasitas lebih besar. Karena itu, pemilihan konfigurasi awal menjadi keputusan penting — misalnya memilih 16GB RAM dan 512GB SSD agar tetap optimal dalam beberapa tahun ke depan.

2. Keterbatasan Port

MacBook Air M3 masih mempertahankan desain ramping dengan jumlah port yang terbatas: hanya dua port USB-C Thunderbolt 3/4, satu jack audio 3.5mm, dan MagSafe 3 untuk pengisian daya. Bagi pengguna yang sering menghubungkan banyak perangkat eksternal seperti monitor, HDD, atau pembaca kartu SD, kehadiran dongle atau hub USB-C menjadi kebutuhan wajib.

3. Tidak Ada Pendingin Aktif (Fanless Design)

Desain tanpa kipas menjadikan MacBook Air M3 sangat senyap, namun juga berarti pendinginan bergantung sepenuhnya pada sistem pasif. Dalam beban berat yang berkelanjutan — seperti rendering video 4K panjang atau bermain game 3D — performanya bisa sedikit menurun akibat thermal throttling untuk menjaga suhu tetap aman. Walau jarang terjadi dalam penggunaan normal, hal ini tetap menjadi batasan dibanding MacBook Pro M3 yang memiliki sistem pendingin aktif.

4. Harga Relatif Tinggi di Kelasnya

Jika dibandingkan dengan laptop Windows berbasis Intel atau AMD di kelas ultrabook, harga MacBook Air M3 terbilang lebih mahal untuk kapasitas memori dan penyimpanan yang sama. Misalnya, model 8GB/256GB dibanderol sekitar Rp 19–21 juta, sedangkan laptop Windows dengan spesifikasi mirip bisa lebih murah beberapa juta rupiah.

5. Tidak Ideal untuk Gaming Berat

Meskipun chip M3 kini mendukung hardware ray tracing, MacBook Air tetap bukan pilihan ideal untuk gamer. Dukungan game AAA di macOS masih terbatas, dan performa GPU-nya lebih cocok untuk game kasual atau menengah, bukan judul-judul berat seperti Cyberpunk 2077 atau Red Dead Redemption 2.

Harga & Varian MacBook Air M3

Varian Spesifikasi Umum Harga Perkiraan di Indonesia
MacBook Air M3 13″ (16/256 GB) 13,6 inci, chip M3, RAM 16 GB, SSD 256 GB ± Rp 14.999.000
MacBook Air M3 13″ Starlight (16/256) Sama spesifikasi, warna Starlight ± Rp 13.599.000
MacBook Air M3 13″ Midnight (16/256) Sama spesifikasi, warna Midnight ± Rp 14.999.000
MacBook Air M3 13″ Silver (16/256) Sama spesifikasi, warna Silver ± Rp 14.999.000
MacBook Air M3 (Broad variant) Versi umum (multi-varian) ± Rp 18.499.000

Harga-harga tersebut adalah harga ritel yang bisa ditemukan di toko Apple resmi atau retailer besar di Indonesia, seperti iBox atau toko komputer.

Selain itu, ada juga varian lain dengan kapasitas berbeda atau konfigurasi yang lebih kecil atau lebih besar:

  • Menurut Planet Gadget, MacBook Air M3 hadir dalam beberapa varian harga di Indonesia, mulai dari sekitar Rp 19 juta hingga Rp 29,5 juta, tergantung ukuran layar, kapasitas RAM/SSD, dan konfigurasi chip. 

  • Untuk varian 15,3 inci, ada laporan harga seperti Rp 19.499.000 untuk model 16 GB / 256 GB, dan Rp 23.999.000 untuk model 16 GB / 512 GB. 

  • Varian 13 inci di MacStore Indonesia dijual sekitar Rp 25.999.000 untuk konfigurasi 16 GB / 512 GB. 

MacBook Air M3 membuktikan bahwa Apple tetap menjadi pemimpin di kategori laptop tipis dan efisien, tanpa harus mengorbankan performa. Dengan chip Apple M3 berbasis arsitektur 3 nanometer, laptop ini menawarkan kinerja CPU dan GPU yang jauh lebih cepat, sekaligus tetap mempertahankan daya tahan baterai luar biasa hingga 18 jam.

Desainnya yang ramping, ringan, dan elegan menjadikannya pilihan ideal untuk pelajar, profesional muda, hingga pekerja kreatif yang mengutamakan portabilitas dan keandalan. Layarnya yang tajam dengan dukungan Liquid Retina dan warna yang akurat membuatnya nyaman digunakan untuk editing foto, desain, atau sekadar menonton hiburan berkualitas tinggi.

Selain itu, hadirnya fitur Wi-Fi 6E, dukungan multi-display, port MagSafe, dan audio spatial Dolby Atmos menambah nilai premium yang semakin memperkuat pengalaman pengguna. Penggunaan chip M3 juga membawa dukungan untuk hardware ray tracing dan mesh shading, membuka peluang baru bagi pengguna profesional maupun gamer ringan.

Namun, tentu saja MacBook Air M3 bukan tanpa kelemahan. Harga yang relatif tinggi, terutama untuk varian RAM besar dan SSD berkapasitas tinggi, bisa menjadi pertimbangan bagi sebagian pengguna. Selain itu, jumlah port yang terbatas dan tidak adanya kipas pendingin aktif membuatnya kurang ideal untuk beban kerja ekstrem seperti rendering 3D atau gaming berat dalam jangka panjang.

Secara keseluruhan, MacBook Air M3 (2025) adalah laptop yang sangat seimbang — ringan, cepat, senyap, dan efisien. Ia bukan hanya sekadar evolusi dari M2, tetapi sebuah lompatan besar yang menunjukkan arah masa depan laptop modern: powerful tanpa kompromi mobilitas.

Jika kamu mencari laptop untuk produktivitas harian, pekerjaan kreatif ringan, atau kebutuhan kuliah yang tahan lama, MacBook Air M3 adalah salah satu pilihan terbaik di kelasnya. Ia menghadirkan pengalaman “Mac” sejati dalam bentuk paling tipis dan paling efisien yang pernah ada.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0