AI Gemini Google Kini Bisa Edit Foto Langsung di Web dan Aplikasi

May 8, 2025 - 10:57
May 9, 2025 - 09:43
 0  1

AI Gemini Google Kini Bisa Edit Foto Langsung

di Web dan Aplikasi

Kompas.com - 08/05/2025, 07:03 WIB

Galuh Putri Riyanto, Reska K. Nistanto Tim Redaksi

KOMPAS.com - Chatbot AI Gemini milik Google, kini memungkinkan pengguna untuk mengedit dan memodifikasi gambar yang dihasilkan AI dan gambar pribadi secara langsung di aplikasi maupun web Gemini. 

Hal ini dimungkinkan setelah Google merilis resmi kemampuan pengeditan gambar natif (native image editing) di Gemini, belum lama ini.

Dalam posting blog resmi, Google mengatakan mulai menggelontorkan fitur native image editing di Gemini secara bertahap hari ini dan akan tersedia dalam lebih dari 45 bahasa di berbagai negara dalam beberapa minggu ke depan.

Pantauan KompasTekno, Kamis (8/4/2025), fitur native image editing sudah bisa dijajal oleh pengguna Gemini di Indonesia, baik di aplikasi seluler atau web Gemini.

Fitur native image editing ini memungkinkan pengguna untuk mengganti latar belakang, menambahkan atau mengganti objek, hingga menyisipkan elemen baru ke dalam gambar.

Misalnya, pengguna bisa mengunggah foto pribadi dan meminta Gemini untuk menunjukkan seperti apa penampilan mereka dengan warna rambut yang berbeda. Atau, bisa meminta AI Gemini menambahkan aksesori lucu seperti topi ke foto hewan peliharaan kita (lihat gambar di atas).

Pengeditan langsung di Gemini ini dapat dilakukan secara bertahap, sehingga pengguna bisa menumpuk perubahan tanpa harus mengulang dari awal jika ingin mengubah hasil sebelumnya.

Didukung model Gemini 2.0 Flash

Fitur native image editing ini didukung oleh Gemini 2.0 Flash, model AI multimodal terbaru dari Google yang dirancang untuk memahami konteks visual dan teks secara mendalam.

Google pertama kali memperkenalkan model bahasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) terbarunya, Gemini 2.0 Flash pada Desember 2024. Kemudian, model AI ini dirilis resmi ke banyak pengguna pada Februari 2025.

Model AI Gemini 2.0 Flash ini merupakan suksesor dari Gemini 1.5 Flash yang diperkenalkan pada Mei lalu. Sebagai suksesor, Gemini 2.0 Flash dilengkapi dengan kemampuan baru. Gemini 2.0 Flash sudah menggabungkan input multimodal, penalaran yang disempurnakan, dan pemahaman bahasa alami untuk membuat gambar.

Dengan perpaduan pemahaman bahasa alami, penalaran tingkat lanjut, dan kemampuan visual yang realistis, Gemini disebut dapat menjaga konsistensi tekstur, pencahayaan, dan perspektif saat melakukan banyak perubahan dalam satu gambar.

Model ini juga unggul dalam menjaga konsistensi elemen visual, memahami konteks dunia nyata (misalnya, saat menggambarkan resep makanan), serta mampu merender teks dalam gambar dengan lebih akurat dibanding model lain.

Ini menjadikannya cocok untuk membuat konten visual seperti poster, undangan, atau unggahan media sosial.

Google menyebut fitur ini akan berguna bagi berbagai kalangan. Misalnya, guru bisa membuat storyboard ilustratif secara instan, desainer bisa menyusun portofolio produk, dan arsitek bisa memvisualisasikan revisi desain bangunan secara real-time dalam rapat.

Untuk menjaga keamanan dan etika penggunaan, setiap gambar hasil editan AI akan diberi dua watermark, yakni satu yang terlihat dan satu lagi yang tak kasat mata menggunakan teknologi SynthID, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Rabu (7/5/2025).

Sempat picu kontroversi

Sebelum dirilis luas, kemampuan native image editing yang didukung Gemini 2.0 Flash versi eksperimental ini lebih dulu diuji via platform pengembang (developer) aplikasi Google Ai, Studio.

Ketika itu, pengguna internet menemukan bahwa model AI tersebut punya kemampuan untuk menghapus tanda air (watermark) dari gambar yang dilindungi hak cipta, seperti yang dimiliki oleh perusahaan media stok Getty Images, ShutterStock.

Kasus penggunaan Gemini 2.0 Flash experimental untuk menghapus watermark ini dianggap kontroversial karena dapat melanggar hak cipta.

Tanda air digunakan oleh perusahaan media stok, fotografer, desainer, ilustrator, dan kreator lain untuk melindungi karya mereka dari penggunaan tanpa izin dan pencurian konten.

Sebagaimana dilaporkan TechCrunch, menghapus tanda air tanpa persetujuan pemilik asli dianggap ilegal menurut hukum hak cipta AS.

Dengan skenario penggunaan ini, pemegang hak cipta kemungkinan besar akan mempermasalahkan kurangnya batasan penggunaan Gemini 2.0 Flash "experimental".

Pasalnya, jika dibandingkan dengan model AI generator gambar lain, termasuk Claude 3.7 Sonnet milik Anthropic dan GPT-4o milik OpenAI, keduanya secara tegas menolak untuk menghapus tanda air dari gambar. Claude bahkan menolak dengan menyebut penghapusan tanda air dari gambar "tidak etis dan berpotensi ilegal".

Google pun buka suara soal Gemini 2.0 Flash experimental yang digunakan untuk menghapus watermark. Seorang juru bicara Google mengatakan bahwa menggunakan AI generatif Google untuk mengakali hak cipta adalah pelanggaran terhadap ketentuan layanan Google gemini.

Google tidak menyebutkan dengan spesifik akan mengatasi kemampuan kontroversial ini. Namun, Google menyebutkan pihaknya akan mendengarkan masukan dari pengembang, mengingat Gemini 2.0 Flash ini masih dalam versi eksperimental.

“Penggunaan alat AI generatif Google untuk terlibat dalam pelanggaran hak cipta merupakan pelanggaran terhadap ketentuan layanan kami. Seperti halnya semua rilis eksperimental, kami memantau dengan saksama dan mendengarkan masukan dari pengembang," kata juru bicara Google, pada Maret lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0