Bahasa Pemrograman Go: Mengapa Banyak Startup Menggunakannya

Di era digital, kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas adalah kunci kesuksesan sebuah startup. Pilihan bahasa pemrograman pun bisa sangat menentukan arah pertumbuhan perusahaan. Salah satu bahasa yang kini jadi primadona di kalangan startup adalah Go atau Golang, bahasa pemrograman open-source yang dikembangkan oleh Google pada tahun 2009.
Meski relatif baru dibandingkan Java atau Python, Go berhasil merebut hati banyak developer dan perusahaan rintisan. Lalu, mengapa banyak startup memilih Go?
1. Performa Tinggi Setara C/C++
Go adalah bahasa yang dikompilasi langsung ke mesin, sehingga performanya mendekati bahasa sekelas C atau C++. Bagi startup yang membangun aplikasi real-time, seperti layanan pembayaran atau aplikasi ride-hailing, kecepatan eksekusi menjadi faktor penting agar layanan tetap responsif meski digunakan jutaan orang secara bersamaan.
2. Sintaks Sederhana & Mudah Dipelajari
Startup biasanya memiliki tim developer kecil, sehingga butuh bahasa yang cepat dipelajari. Sintaks Go terbilang ringkas dan bersih, sehingga programmer bisa lebih fokus pada logika bisnis ketimbang detail teknis yang rumit. Tidak heran Go sering disebut sebagai bahasa yang "efisiensi + produktivitas" dalam satu paket.
3. Dukungan Concurrency yang Kuat
Salah satu alasan utama Go populer adalah goroutines, fitur bawaan untuk menjalankan ribuan bahkan jutaan proses secara bersamaan dengan konsumsi memori yang sangat kecil.
Fitur ini sangat penting untuk:
-
Server dengan banyak request per detik
-
Aplikasi streaming
-
Layanan microservices yang saling berkomunikasi
Dengan concurrency yang efisien, startup bisa membangun aplikasi scalable tanpa butuh server yang mahal.
4. Ekosistem & Komunitas yang Tumbuh Pesat
Go kini memiliki banyak library dan framework yang memudahkan pengembangan backend, API, hingga aplikasi berbasis cloud. Komunitasnya juga sangat aktif, baik di forum resmi maupun GitHub, sehingga startup bisa menemukan solusi lebih cepat.
5. Cocok untuk Cloud dan Microservices
Startup modern jarang lagi membangun aplikasi monolitik. Sebagian besar menggunakan cloud-native architecture berbasis microservices.
Go sangat cocok untuk:
-
Backend aplikasi mobile
-
API Gateway
-
Sistem terdistribusi
-
Infrastruktur DevOps
Tidak heran Go banyak digunakan di dunia container & cloud. Bahkan Docker dan Kubernetes dua teknologi penting di dunia cloud ditulis menggunakan Go.
6. Dipakai Perusahaan Besar & Startup Global
Go bukan hanya tren, tapi sudah terbukti di lapangan. Beberapa contoh perusahaan yang menggunakan Go di infrastruktur mereka adalah:
-
Uber → untuk sistem pemetaan dan dispatching real-time.
-
Dropbox → memigrasi backend mereka dari Python ke Go agar lebih efisien.
-
Twitch → menggunakan Go untuk layanan chat yang menangani jutaan pengguna.
-
Gojek (Indonesia) → banyak layanan backend mereka menggunakan Go untuk transaksi cepat.
-
Tokopedia (Indonesia) → memakai Go di sistem microservices untuk menjaga performa di marketplace dengan jutaan transaksi per hari.
Kesimpulan
Go menjadi pilihan favorit startup karena menggabungkan performa tinggi, sintaks sederhana, dukungan concurrency, dan skalabilitas untuk cloud-native apps. Dengan dukungan komunitas yang terus berkembang dan track record sukses di berbagai perusahaan besar, tak heran jika Go akan semakin banyak dipakai di masa depan.
What's Your Reaction?






