Server AI di Bawah Laut: Inovasi Data Center Bawah Laut Tiongkok

Aug 4, 2025 - 10:01
 0  2
Server AI di Bawah Laut: Inovasi Data Center Bawah Laut Tiongkok

Di tengah perlombaan global untuk membangun infrastruktur komputasi yang lebih efisien dan berkelanjutan, Tiongkok muncul dengan solusi inovatif yang menarik perhatian dunia: pusat data (data center) yang diletakkan di dasar laut. Konsep ini, yang kini juga diterapkan untuk mendukung beban kerja Kecerdasan Buatan (AI) yang semakin besar, menawarkan sejumlah keuntungan signifikan yang menjadikannya salah satu topik paling hype di ranah teknologi komputasi dan keberlanjutan.

Mengapa Data Center Bawah Laut?

Ide menenggelamkan server ke dasar laut bukanlah hal baru. Proyek seperti Microsoft Project Natick telah mengeksplorasi potensi ini sejak lama. Namun, Tiongkok, melalui perusahaan seperti Beijing Highlander Digital Technology Co., kini mengadaptasi dan mengembangkan konsep ini untuk skala yang lebih besar, khususnya untuk memenuhi permintaan komputasi AI yang haus daya.

Ada beberapa alasan utama di balik pendekatan inovatif ini:

  1. Pendinginan Alami dan Efisien: Ini adalah keuntungan terbesar. Air laut yang dingin bertindak sebagai pendingin alami yang sangat efisien. Server AI menghasilkan panas yang luar biasa, dan mendinginkannya di darat membutuhkan sistem AC yang masif dan konsumsi energi yang sangat tinggi. Dengan merendam server di air, kebutuhan akan pendinginan mekanis berkurang drastis, menghemat hingga 30% atau lebih energi. Ini tidak hanya mengurangi biaya operasional tetapi juga jejak karbon.

  2. Hemat Lahan: Di negara-negara padat penduduk seperti Tiongkok, lahan darat sangat berharga. Membangun pusat data besar di bawah laut membebaskan lahan di daratan untuk keperluan lain, sekaligus mengatasi keterbatasan ruang fisik.

  3. Kecepatan dan Latensi Rendah: Dengan menempatkan server lebih dekat ke kota-kota pesisir padat penduduk, latensi (waktu tunda) untuk transmisi data dapat diminimalkan. Ini sangat krusial untuk aplikasi AI yang membutuhkan respons real-time, seperti streaming video, game online, atau bahkan kendaraan otonom.

  4. Keamanan Fisik dan Lingkungan yang Stabil: Lingkungan bawah laut relatif lebih stabil dari segi suhu dan kurang rentan terhadap bencana alam tertentu seperti gempa bumi (meskipun perlu desain tahan gempa laut). Selain itu, akses fisik ke pusat data bawah laut jauh lebih terbatas, meningkatkan keamanan dari gangguan eksternal.

Inisiatif Tiongkok: Pusat Data Bawah Laut di Hainan

Salah satu proyek paling menonjol di Tiongkok adalah pembangunan pusat data bawah laut di lepas pantai Pulau Hainan. Proyek ini dipimpin oleh perusahaan seperti Beijing Highlander Digital Technology Co., yang bertujuan untuk membangun klaster modul server bawah laut. Setiap modul dirancang untuk menampung ribuan server, yang kemudian dihubungkan ke daratan melalui kabel serat optik.

Fokus proyek ini tidak hanya pada penyimpanan data umum, tetapi secara eksplisit juga menargetkan komputasi berkinerja tinggi (HPC) dan beban kerja AI. Ini berarti server-server ini akan digunakan untuk melatih model AI yang kompleks, melakukan simulasi, dan memproses data dalam jumlah sangat besar yang menjadi ciri khas pengembangan AI modern.

Tantangan dan Masa Depan

Meskipun menjanjikan, data center bawah laut juga menghadapi tantangan:

  • Biaya Awal yang Tinggi: Desain, konstruksi, dan penempatan modul bawah laut memerlukan investasi awal yang besar.

  • Pemeliharaan: Perbaikan atau pemeliharaan modul di bawah laut jauh lebih kompleks dan mahal dibandingkan di darat.

  • Dampak Lingkungan: Potensi dampak pada ekosistem laut (meskipun studi awal Microsoft menunjukkan dampak minimal) perlu terus dipantau dan diminimalisir.

  • Ketahanan Terhadap Korosi dan Tekanan: Material dan desain harus tahan terhadap lingkungan laut yang keras.

What's Your Reaction?

Like Like 1
Dislike Dislike 0
Love Love 1
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 1
Jessica just me..